BANKDARAH.COM - Sebelum menerima transfusi darah, ada satu prosedur penting yang sering dianggap sepele, yaitu crossmatch testing.
Prosedur ini bertujuan mendeteksi apakah ada antibodi dalam darah penerima yang dapat menyerang sel darah merah dari pendonor.
Jika transfusi dilakukan tanpa crossmatch yang tepat, risiko fatal seperti anemia hemolitik berat hingga kematian bisa terjadi.
Jenis-Jenis Crossmatch Testing
Ada tiga jenis crossmatch testing yang umum dilakukan:
Major Crossmatch
- Ini adalah pemeriksaan terpenting.
- Mendeteksi antibodi dalam serum penerima yang dapat menyerang antigen sel darah merah pendonor.
- Dibutuhkan: serum penerima dan sel darah merah pendonor.
Minor Crossmatch
- Mendeteksi antibodi dalam serum pendonor yang dapat menyerang sel darah merah penerima.
- Dibutuhkan: serum pendonor dan sel darah merah penerima.
Autocontrol
- Memeriksa antibodi dalam serum penerima terhadap sel darah merahnya sendiri.
- Biasanya dilakukan untuk mendeteksi penyakit autoimun seperti anemia hemolitik imun-medis.
Pada semua jenis crossmatch, sampel darah dicuci, lalu diinkubasi pada suhu 37°C untuk melihat apakah terjadi aglutinasi atau hemolisis.
Pentingnya Crossmatch Testing pada Hewan
Menariknya, crossmatch testing juga dilakukan pada hewan, seperti anjing, kucing, dan kuda. Namun, ada perbedaan:
- Kucing
- Harus dilakukan bahkan pada transfusi pertama.
- Kucing tipe B memiliki antibodi alami terhadap darah tipe A, yang dapat menyebabkan anemia hemolitik cepat dan fatal.
- Anjing dan Kuda
- Biasanya tidak memiliki antibodi alami, sehingga transfusi pertama cenderung aman tanpa crossmatch.
- Namun, setelah transfusi pertama, crossmatch sangat dianjurkan karena risiko munculnya antibodi.
Cara Membaca Hasil Crossmatch Testing
Hasil crossmatch testing memiliki interpretasi yang jelas:
Jenis Crossmatch | Hasil | Interpretasi |
---|---|---|
Major | Kompatibel | Transfusi aman dilakukan. |
Aglutinasi/Hemolisis | Donor tidak cocok, jangan gunakan. | |
Minor | Kompatibel | Transfusi aman dilakukan. |
Aglutinasi/Hemolisis | Gunakan sel darah merah pendonor yang telah dicuci. | |
Autocontrol | Aglutinasi/Hemolisis | Indikasi anemia hemolitik imun-medis. Cari donor yang lebih cocok. |
Pada kuda, transfusi dengan titer > 1:16 sebaiknya dihindari karena risiko reaksi hemolitik. Untuk titer lemah (<1:16), keputusan transfusi bergantung pada jenis antibodi spesifik.
Prosedur crossmatch testing mungkin terdengar rumit, tapi ini adalah langkah krusial untuk memastikan transfusi darah aman, baik pada manusia maupun hewan.
Dengan mendeteksi antibodi yang berbahaya, risiko komplikasi serius seperti hemolisis dapat dicegah. Jadi, jangan pernah sepelekan pentingnya pemeriksaan ini sebelum transfusi darah.
Ingat, darah yang cocok adalah kunci keselamatan pasien! Jangan lupa konsultasikan kebutuhan transfusi Anda atau hewan kesayangan Anda kepada tenaga medis atau dokter hewan yang kompeten.***
Posting Komentar
Posting Komentar